Kelebihan Bundaran (Roundabout) Dibandingkan Simpang Bersinyal


Sistem lalu lintas roundabout (bundaran) merupakan salah satu tipe persimpangan di jalan dimana pergerakan traffic terus mengalir mengelilingi pulau berbentuk lingkaran di tengah, dengan memberikan prioritas jalan pada sirkulasi kenderaan yang sedang melewati lingkaran, tanpa perlu adanya lampu pengatur lalu lintas (walaupun pada prakteknya kadang juga dipasangi lampu lalu lintas).
Sedangkan simpang bersinyal merupakan daerah dimana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan dengan pengoperasian sinyal lalu lintas yaitu lampu lalu lintas. Jadi, pemakai jalan hanya boleh lewat saat sinyal lalu lintas menunjukkan warna hijau pada lengan simpangnya. (Hendarto, dkk; 2001).
Adapun kelebihan roundabout (bundaran) terhadap simpang bersinyal yaitu, memberikan pilihan banyak arah keluar persimpangan bagi pengguna jalan tanpa harus berhenti di persimpangan sehingga dapat membantu menurunkan tingkat kebingungan arah. Kunci utama keselamatan lalu lintas dengan bundaran ini adalah dengan mengurangi jumlah titik konflik dan menurunkan derajatnya dari konflik utama (pertemuan silang/crossing) menjadi konflik sekunder berupa kendaraan yang bergabung dan memisah.
Kemudian, menurunkan tingkat hambatan pergerakan traffic karena sistem ini menjaga kenderaan tetap bergerak dan mengalir walaupun dalam kecepatan yang lebih rendah.
Dengan sistem roundabout yang memberi peraturan harus menurunkan kecepatan dan prioritas memberi jalan pada kenderaan yang datang dari arah kanan membuat sistem ini menjadi salah satu metode traffic claiming, terutama dalam meredam perilaku agresif pengendara yang suka berebut jalan.
Metode roundabout juga efektif mengurangi tingkat kecelakaan dibandingkan dengan sistem persimpangan bersinyal (Per Erik Garder, 2001). Data di USA menunjukkan bahwa penggunaan bundaran pada persimpangan dapat mengurangi tingkat kecelakaan menjadi separuh dari sebelum dipasangnya bundaran. Hal ini disebabkan karena keharusan mengurangi kecepatan akibat adanya bundaran dan berkurangnya titik konflik. Pengurangan kecepatan kendaraan juga menurunkan kemungkinan meninggalnya pejalan kaki yang tertabrak kendaraan dari 85% pada kecepatan 65km/jam menjadi 15% pada kecepatan 32km/jam (Department of  Transport, 1995).
Dalam konteks perancangan area pusat kota atau lingkungan permukiman, sistem ini memberikan kemungkinan pedestrian dan sepeda dengan lebih aman.
Pada saat beroperasi pada kapasitas rencana, bundaran dapat mengurangi tundaan (delay) karena kendaraan tidak harus berhenti sebelum memasuki bundaran. Dengan tidak adanya tundaan ini juga dapat mengurangi polusi lingkungan.
Bundaran Lama Simpang 5, Banda Aceh

Metode bundaran (roundabout) ini dapat memberikan efek yang sangat menarik bagi pengguna jalan, namun tentu harus didasari dan dibarengi dengan desain yang baik dan terutama perilaku yang baik juga dari pengguna jalan. Seandainya sistem roundabout ini diterapkan dan diberlakukan sebagaimana seharusnya, dan secara sadar ditaati, niscaya kesemrawutan lalu lintas dan hiruk pikuk suara klakson dapat diredam.

Post a Comment

0 Comments